Skip to main content

B.Indo - X - (1) Cerpen, Puisi, dan Pengalaman.

Cerpen dan Unsur Intrinsik

Related image
Pembahasan yang sudah pernah (sering) dibahas semasa SMP. Kenapa diulangi? Karena kita mau lanjut menggali.

Unsur intrinsik (in=dalam) artinya unsur-unsur yang ada di dalam cerpen. Ada tema, latar, alur, tokoh, penokohan, dan sudut pandang. Kalau mau diibaratkan rumah, tema adalah atapnya, yang menaungi keseluruhan jalan cerita. Latar adalah waktu, lokasi, dan suasana rumah tersebut. Apakah di pagi hari di lereng gunung yang sepi nan syahdu, atau di tengah panasnya perkotaan yang ramai oleh lalu lintas kendaraan? Alur menjadi penentu jalan cerita, alias keramik lantai, dibentuk maju atau mundur atau malah maju-mundur (syantik, kata syahrini). Tokoh adalah orangnya, entah aku, kamu, atau dia, dan penokohan adalah soal pembentukan watak aku, kamu, dan dia. Sudut pandang adalah jendela, dari mata siapa kamu mengintip: apakah dari pandangan si tokoh utama, atau dari tokoh pendamping, atau dari orang ketiga maha tahu.

Unsur-unsur cerpen ini 'kan selalu ada di setiap cerita yang kita baca. Tapi, apa lagi yang membedakan mereka? Setiap cerita bisa memiliki tema, latar, alur, tokoh, penokohan, dan sudut pandang yang sama, namun rasa saat membaca dan mendengarnya berbeda-beda. Sebut saja cerita-cerita legenda lama seperti misalnya Malin Kundang atau Bawang Putih Bawang Merah. Sudah diceritakan dari mulut ke mulut, dituliskan oleh begitu banyak penulis ulung, namun selalu berhasil dibawakan dengan berbeda. Ternyata ada satu lagi: GAYA BAHASA!

Majas

Penggunaan majas merupakan salah satu gaya bahasa andalan penulis. Apa itu majas? Majas, menurut mas wikipedia, adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra semakin hidup, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Susah banget, dah, mas. Yang gampangnya, majas itu akal-akalannya penulis biar cerita mereka lebih berwarna. 

Misalnya, ada yang namanya majas personifikasi. Person artinya orang. Jadi, hal-hal tertentu diceritakan seakan-seakan dia adalah orang (manusia), padahal bukan. Misalnya, pena itu menari dengan anggun di atas kertas. Kan enggak mungkin pena menari, dengan anggun lagi, tapi semuanya mungkin dengan majas personifikasi. 

Yang lain ialah majas simile. Biar gampang bisa inget kata similar, yang dalam bahasa inggris artinya sama. Majas simile ini dipakai untuk membandingkan dua hal yang sebenernya sih beda, tapi disama-samain. Misalnya, kamarmu kayak kapal pecah! Padahal kan enggak mungkin lah, ya, kamar jadi kapal pecah, ada air-air banjir, trus kayu-kayunya berserakan dimana-mana. Paling banter yaaa spreinya lepas, buku dimana-mana, selimut belum dilipet, dan lain-lain. Tapi ini namanya majas simile, untuk berandai-andai.

Majas lain yang sering dipakai ialah majas hiperbola, yaitu majas yang melebih-lebihkan sesuatu. Lebay! Misalnya, suaramu itu menyanyat hati. Lah kalau kesayat beneran mati atuhhhh! Satu lagi contohnya, harga tas itu selangit, padahal kan cuma mapuluh rebuan aeee. 

Sebenernya majas itu ada banyak bangettt. Kamu bias googling untuk lebih lengkapnya. Tapi ,ada satu lagi majas yang sering dipakai, yaitu majas ironi. "Cantik banget kamuuu yaaaaa!" Kata si centil kepada anak buluk itu. Padahal buluk, kok dibilang cantik? itulah majas ironi. Maksudnya buat nyindir, jadi yang dikatakan berkebalikan dengan kenyataan yang ingin disampaikan. Contoh lain majas ironi ialah, "ni sekolahan makin cakep aja, yak!" Padahal keadaan yang digambarkan ialah sekolah yang dimaksud udah ancur-ancuran, berantakan, kacau, enggak jelas lagi bentuknya. 

Puisi

Majas juga jadi andalan dalam menulis puisi, karya sastra lain yang jadi temennya cerpen. Yang membedakan ialah, kalau cerpen membuka lubang, puisi menggali lubang. Kalau cerpen menceritakan, puisi mempertanyakan. Cerpen menggiring opini pembaca, puisi menyilakan pembaca memiliki interpretasinya sendiri-sendiri.

Untuk menulis puisi, yang pertama-tama harus kita perhatikan adalah tema dari puisi yang mau kita tulis, supaya jelas kemana arah tujuannya. Apakah kita mau menulis puisi bertema kepahlawanan, cinta, keindahan alam, nasihat, gurauan, dan lain-lain. Tema ini yang akan mengiring kita kepada pengembangan ide menggunakan keindahan bahasa. Bisa memainkan pengindraan, rima (kesamaan bunyi), diksi (pilihan kata), dannnn jugaaaa MAJAS! 

Kamu bisa ceki-ceki contoh puisi di themercyw.wordpress.com EHEHEHE dan menganalisa sarana retorika (rima, diksi, dan majas) apa yang dipakai. 

Pengalaman

Langkah terakhir dari bab ini adalah memanfaatkan ilmu yang sudah kamu terima untuk menceritakan kembali pengalaman-pengalaman hidupmu. Kayak anak TK, gitu. Tentunya ada perasaan senang, sedih, marah, kecewa, dan bahagia datang silih-berganti. Semua itu kini bisa kamu ceritakan dengan ekspresi yang lebih cihuy karena sudah mengenal yang namanya cerpen, puisi, dan cara menulisnya. Ditunggu! 

Comments