Lagu Monita yang berjudul Tapak Hening ini adalah bagian dari album Dari Balik Jendela yang dirilis bersamaan pada tanggal 13 Maret 2020 kemarin. Dalam album ini terdapat 7 lagu lain, yaitu Pada Waktu, Sesaat Yang Abadi, Pada Air, Jauh Nan Teduh, The Sound of Silence, Laila, Pada Angin, Sibu-Sibu, dan Sayonara.
Lagu Tapak Hening ini merupakan salah-satu lagu unik karena ditulis oleh empat orang penulis lagu yang berkolaborasi, yaitu Bayu Risa, Theoresia Rumthe, Yosua Gian, dan Monita Tahalea sendiri. Walaupun genre yang disandang oleh lagu ini adalah genre pop, menurut saya tetap ada rasa folk yang manis dalam lagu ini.
Lagu Tapak Hening merupakan lagu yang terdiri atas empat bagian, yaitu Verse, Pre-Chorus, Chorus, dan Bridge. Saya meletakkan pembagiannya sekaligus dengan lirik lagunya di bawah ini.
[Chorus]
Di bukit persaudaraan
Gulita bertaburan bintang
Oh gemilang
Kerap keruh sapa angan
Mengenal jiwa yang tak padam
Derap geloranya
[Pre-Chorus 1]
Terangi tapak heningku
[Chorus]
Hei teduhlah gurun
Meriah gelagat samudera
Menenang khawatir hari depan
Hei mengalir sungai
Pelan surut kau risauku
Bersenandung riang nyanyi kekal
[Bridge]
Gemulai langit
Membisikkan hasrat dan indahnya
Mimpi
Gemercik janji
Kemilaukan harap akan
Kekekalan
[Verse 2]
Laksana deras mentari
Terbitkan sentausa di sini
Terbenam laramu
[Back to Pre-Chorus]
[Back to Chorus]
[Chorus]
Hei teduhlah gurun
Meriah gelagat samudera
Menenang khawatir hari depan
Hei mengalir sungai
Pelan surut kau risauku
Bersenandung riang nyanyi
Bersenandung riang nyanyi
Bersenandung riang nyanyi kekal
Bentuk Musik
Ketika mendengarkan musiknya dengan berulang-ulang, saya berusaha mengidentifikasi alat musik apa saja yang digunakan dalam komposisi lagu ini. Saya menemukan ada piano untuk akor, gitar akustik, clap (suara tepuk tangan), gitar listrik. beberapa isian vokal, drum dengan bass yang lumayan menonjol terutama di bagian reff, dan sekuenser.
Untuk isian oleh gitar akustik, saya perhatikan sejak intro sampai akhir lagu konsisten dengan pola ritme triplet, walaupun isian not nya berubah-ubah sesuai progresi akor.
Lagu juga dimulai dengan instrumen yang masuk satu per satu, yaitu pertama gitar akustik, lead vocal Monita, kemudian ada piano, dan di bagian Pre-Chorus baru ada drum dan gitar listrik. Karena bagian Pre-Chorus dan Chorus sudah up dan ramai, di bagian bridge komposisi ini menurunkan suasananya dengan hanya mengisi dengan backing vokal, piano akor, sedikit isian melodi dari akor, kemudian masuk juga strumming gitar akustik. Tidak ada bass drum di bagian chorus, melainkan hanya (kemungkinan besar) kres atau high hat memberi ketukan 1/4.
Suasana kembali naik ketika Verse 2 dinyanyikan dan perlahan-lahan semua instrumen kembali masuk. Kemudian, karena bagian chorus diulang dua kali, maka ada perubahan di chorus pengulangan kedua, yaitu dimasukkannya suara clap (tepuk tangan) untuk memberikan variasi. Juga ada perubahan pola ritme drum di bagian Verse 2, karena diulang-ulang beberapa kali, jadi ada pola ritme drum yang up-up di beberapa akhir kalimat melodi.
Lagu ini diakhiri dengan outro yang sedikit mendukung intro, jadi ada sekuenser, gitar akustik, dan isan vokal Monita yang naik-turun dinamikanya sebelum akhirnya menghilang pelan-pelan (fade out).
Melodi
Berdasarkan analisa saya, ada beberapa pengembangan melodi dalam lagu ini:
/di bukit persaudaraan. gulita bertaburan bintang. Oh gemilang/ merupakan satu bagian tanya-jawab yang kemudian direpetisi di bagian /kerap keruh sapa angan, mengenal jiwa yang tak padam. Derap geloranya/. Hanya saja memang ada beberapa melodi yang diimprovasasi ketika dinyanyikan oleh Monita.
Di bagian chorus juga ada repetisi setiap tiga baris seperti pola melodi di verse tadi.
Demikian juga di bagian bridge, pola melodi yang digunakan adalah repetisi melodi setiap tiga baris.
Bagian Verse 2, tentu saja, merupakan repetisi dengan melodi yang sama dengan bagian Verse 1
Comments
Post a Comment